Lanjut ke konten

Antara Kemacetan, Kecelakaan Lalu Lintas VS Lapangan Pekerjaan

16/09/2012

Yap…. itulah yang menjadi dilema di industri otomotif Indonesia. Bisa kita lihat di Ibukota Indonesia, Jakarta. Setiap hari kita sudah dilatih kesabarannya untuk menghadapi kemacetan yang semakin lama semakin parah. Kita juga sering mendengar kecelakaan yang melibatkan kendaraan pribadi (mobil/motor) di media massa.

Semua masalah transportasi itu, ditambah masalah yang selalu berulang di akhir tahun, yaitu habisnya quota BBM Bersubsidi.

Semua masalah itu dikarenakan membludaknya jumlah kendaraan pribadi, dan minimnya kepedulian pemerintah atas transportasi massal.

Memang, pertumbuhan populasi kendaraan pribadi menjadikan tolak ukur kesejahteraan warga Indonesia, selain itu menumbuhkan investasi dari luar negeri di sektor otomotif yang secara langsung akan menambah jumlah lapangan kerja di Indonesia, tapi… kalau hal ini dibiarkan terus menerus, maka masalah sistem transportasi di Indonesia akan semakin parah

Sedangkan bila kita membatasi populasi/produksi kendaraan pribadi di Indonesia, itu akan berimbas pada pekerja yang mencari nafkah di sektor industri otomotif.

Hal ini memang seperti pisau bermata dua, seperti di artikel dari otomotifnet.com, diartikel tersebut menjelaskan kalau Toyota Indonesia akan memproduksi Yaris, yang bisa menumbuhkkan suplier lokal, yang membuat industri berkembang dan penyerapan tenaga kerja pun berkembang, tapi dengan syarat, Toyota Indonesia di tahun 2012 ini dapat memproduksi 1 juta unit kendaraan, bisa dibayangkan dalam 1 tahun, 1 juta mobil bertambah di indonesia, itu dari Toyota saja, belum brand/parbrikan lain…

Lalu bagaimana jalan yang terbaik, penulis memiliki ide, bagaimana bila pemerintah semakin memanjakan industri otomotif di Indonesia,

loohh… kok semakin memanjakan, bukannya malah semakin ruwet??

Maksud dari penulis ialah memanjakan industri otomotif untuk pasar ekspor. Seperti misal, bebas biaya pajak ekspor, insentif pemotongan pajak dan bebas masuk pelabuhan untuk kendaraan yang akan diekspor. Sehingga Indonesia akan dilirik oleh para produsen otomotif menjadi basis produksinya. Seperti di Thailand, yang sudah menjadi basis produksi berbagai produsen otomotif untuk pasar dunia

Selain itu, pemerintah sebaiknya memanjakan industri otomotif yang memproduksi kendaraan untuk angkutan umum, dengan menghapus semua pajak-pajak untuk kendaraan tersebut, jadi mengurangi beban biaya operator angkutan umum, yang berimbas menjadi murahnya tarif angkutan umum.
Laahh… kalo gitu, mengurangi pendapatan pemerintah dong..???

Memang, kebijakan ini untuk sementara akan mengurangi pendapatan untuk sementara, tapi untuk jangka panjang malah akan menambah devisa negara, karena jumlah produksi otomotif untuk pasar ekspor akan bertambah, ingat semakin banyak kendaraan yang akan diekspor, maka semakin banyak pendapatan yang akan masuk ke kas negara
Mudah-mudahan ide konyol penulis ini didengar oleh “orang-orang atas”, toh kalo ga didengar, ya penulis ga bisa protes :mrgreen:

 

19 Komentar leave one →
  1. 16/09/2012 1:04 PM

    yes.. setuju pak dewan..

    Suka

  2. 16/09/2012 1:17 PM

    dilema
    kalo rokok gimana?

    Suka

  3. z1rider permalink
    16/09/2012 1:44 PM

    Mudah – mudahan didengar. Absen siang gan 🙂

    Suka

  4. 16/09/2012 2:22 PM

    Diproduksi di Indonesia tapi buat di ekspor … Masuk akal juga …
    Tapi yg buat konsumen dalam negeri juga jangan dilupakan …
    Jangan lupa perbaiki juga kualitas transportasi umum, jangan kumuh kayak yg sekarang … IMHO.

    http://nofgipiston.wordpress.com/2012/09/16/adakah-spesialis-tambal-ban/

    Suka

  5. 16/09/2012 2:39 PM

    Transportasi publik dibatasi karena ora ono dite sing mlebu kantong.. bedo mbe industri otomotif sing okeh ceperane… 😀 imho

    Suka

  6. 16/09/2012 4:19 PM

    pilih saya.. 😀
    #kampanye mode on

    Suka

  7. 16/09/2012 4:27 PM

    mugo2 ae ben

    Suka

  8. 16/09/2012 8:35 PM

    Itulah dilemanya industri otomotif 😦

    Suka

  9. 17/09/2012 10:09 AM

    Kondisi seperti ini terjadi krn gagalnya sistim transportasi massal , dmn rakyat terpaksa memakai kendaraan pribadi untuk berangkat kerja dan mencari nafkah . Kondisi ini diperparah dng tdk adanya disiplin berlalu lintas. , sruntulan dsb

    Suka

  10. 18/09/2012 2:40 PM

    dilema

    Suka

  11. 20/09/2012 10:16 AM

    bener bener dilema

    Suka

  12. Udin Nyonyo permalink
    26/09/2012 2:17 PM

    Seharusnya pajak motor semakin lama semakin mahal.
    Tapi harga motor baru lebih murah dari sekarang.
    Jadi orang berpikir akan lebih baik beli motor daripada memelihara motor lama yg pajaknya makin mahal. Selain membantu industri otomotif karena motor baru menjadi kebutuhan. Juga bisa mengurangi populasi motor lama yang tak layak pakai, dan sudah tak ramah lingkungan.

    Suka

    • Indro permalink
      01/10/2012 7:40 AM

      Kalo motor sih ga masalah, bentuknya kecil dan biarpun macet pasti bisa jalan. Nyelip sana sini.
      Kalo mobil?

      Dari gambar diatas juga keliatan, area 2×3 meter itu ada berapa orang untuk motor, sedangkan kalo mobil, cuma 1 mobil yang isinya paling 1 ato 2 orang

      Yang mobl ini ini nih yang mesti dimahalin pajeknya

      Suka

  13. Haroem permalink
    28/09/2012 6:09 PM

    Judul artikelnya mengerikan ya..

    Suka

  14. haryudh4 permalink
    18/10/2012 7:06 AM

    Semoga saja, seperti Thailand banyak produksi mobil / motor tapi buat diekspor 😀

    Suka

  15. 22/11/2012 4:04 PM

    Beli Viar Lebih Untung…!!
    Analogi perbandingan harga jual kembali motor Viar dibandingkan dengan motor pabrikan lain

    Membeli Viar adalah Investasi yang sangat tepat..!!,tidak percaya?,mari kita hitung hitungan

    Beli Motor Viar Star Z,Harga OTR = Rp.8.200.000,setelah dipakai 3 Tahun,harga Jual kembali dapat mencapai 5,5 juta,harga terendah 4,5 juta,kita ambil yang kerugian terbesar menjadi kerugian yg diderita adalah 4,5juta

    bandingkan dengan apabila Anda mengambil Investasi motor pabrikan merk lain
    harga OTR nya Rp.15.500.000,setelah dipakai 3 Tahun Harga Yang diterima Showroom Motor Bekas paling tinggi adalah Rp 9 juta,kalau kondisi motor tersebut kurang baik bisa saja hanya dihargai Rp 7 juta,maklum harga part orisinil motor ini tergolong mahal

    Kerugian Investasi = Rp. 15.500.000 – Rp. 8.000.000 = Rp. 7.000.000

    dari sini jelas sekali bukan lebih besar mana kerugian yg diderita oleh konsumen akibat depresiasi harga jual motor..!??

    apabila kondisi itu diterapkan ke Motor Viar Star Z yg OTR nya hanya Rp 8.200.000 maka Motor Viar hanya dihargai Rp 1.200.000,tentu sangat tidak logis dan tidak masuk akal sebuah motor hanya dihargai dengah harga seperti itu,Konsumen pun berhak marah apabila motor nya ditawar oleh showroom dgn harga 1,2 juta saja…!,tentu keadaan tsb tidak logis diterapkan untuk motor Viar

    belum ditambah kerugian akibat borosnya penggunaan BBM,penggunaan BBM motor ini 3x lipat lebih boros dibanding motor Viar,maklum Motor ini memiliki cc diatas 120 ,apabila Anda mengisi Bensin motor Viar Rp 20.000 per minggu / Rp 80.000 per bulan,maka anda harus mengeluarkan Rp 240.000 perbulan,kerugian bertambah menjadi Rp 160.000 belum ditambah mahalnya Pajak Kendaraan Bermotor karena motor ini mengusung CC yg sangat tinggi

    Perincian Kerugian motor Merk lain
    Depresiasi harga Jual : Rp. 7.000.000
    Pemborosan BBM : Rp. 160.000 x 12 bulan x 3 tahun = Rp 5.760.000
    Mahalnya Pajak : Rp. 50.000 x 3 Tahun = Rp. 150.000
    Mahalnya Service & Spare Part : Rp. 250.000 x 3 Tahun = Rp. 750.000

    Kerugian = 7.000.000 + 5.760.000 + 150.000 + 750.000
    Total Kerugian Selama 3 Tahun = Rp 13.660.000
    Kerugian Perbulan = Rp. 13.660.000 / 36 bulan = Rp 379.000

    BAYANGKAN…!!!,dengan kerugian perbulan yg hampir mencapai Rp. 400.000,dengan kerugian sebesar itu anda bahkan dapat mencicil Motor Viar Star Z yg cicilannya hanya 300 ribuan per bulan

    SEGERA Tinggalkanlah motor Boros dan Tidak Ekonomis seperti itu,sudah saatnya Kita dapat berhidup Hemat namun tetap Trendy!

    Suka

  16. 23/11/2012 6:25 PM

    Ruwet?
    Itulah Indonesia..
    😦

    Suka

  17. Adhitya Ramadian permalink
    04/12/2012 4:58 PM

    tulisan yang bagus, menurutku

    Suka

Tinggalkan komentar